Senin, 18 Juli 2011

DERAJAT BAUME

Derajat baume merupakan satuan skala hasil penemuan Antonie Baume seorang ahli kimia dari Perancis. Skala Baume adalah skala yang digunakan pada hydrometer untuk menentukan massa jenis cairan. Skala Baumé bukan merupakan suatu ukuran konsentrasi. Contohnya untuk mengetahui molaritas dari HCl, maka harus mengkonversi derajat Baumé ke berat jenis, dan kemudian menggunakan berat jenis untuk membandingkan dari data yang berasal dari handbook. Sebagai contoh, CRC handbook mempunyai table yang menghubungkan berat jenis ke konsentrasi untuk asam sulfat.

Pada 60°F, berat jenis dapat dihitung dari derajat Baumé menggunakan rumus berikut:

Cairan yang lebih ringan daripada air : berat jenis = 140/(°Bé + 130)

Cairan yang lebih berat daripada air : berat jenis = 145/(145 - °Bé)

Walaupun skala Baumé hampir tidak pernah disebutkan khusus dalam kimia, namun sering digunakan sebagai cara yang tepat untuk memeriksa konsentrasi larutan.

AROMATIK

Istilah hidrokarbon aromatik ini berasal ketika senyawa berbau menyenangkan seperti cymnene dimana diisolasi sebagai minyak wangi alami. Namun, kebanyakan hidrokarbon sedikit bau yang sangat dalam keadaan murni. Bau yang kuat dari minyak bumi adalah karena nonhydrocarbons. Semua hidrokarbon aromatik mengandung setidaknya satu cincin benzena. Ini adalah sebuah cincin 6-karbon datar ,di mana ikatan keempat setiap atorn karbon dibagi seluruh cincin. Untuk kesederhanaan, cincin ditunjukkan dengan lingkaran dalam, yang menunjukkan bahwa ikatan elektron berpasangan itu keempat terdelokalisasi atas semua atom karbon di atas ring. Para aromatik hidrokarbon tak jenuh yang bereaksi untuk menambahkan hidrogen atau elemen lainnya untuk cincin. Aromatik jarang berjumlah lebih dari 15 persen dari total minyak mentah. Mereka cenderung terkonsentrasi dalam pecahan berat minyak bumi, seperti minyak gas, minyak pelumas, dan residuum, di mana kuantitas yang sering melebihi 50 persen. Toluena dan metaxylene adalah hidrokarbon aromatik yang paling umum dalam minyak bumi. Aromatik memiliki peringkat oktan tertinggi dari jenis hidrokarbon, sehingga mereka berharga dalam campuran bensin. Namun, mereka tidak diinginkan dalam kisaran minyak pelumas karena mereka memiliki perubahan tertinggi di viskositas dengan suhu semua hidrokarbon.

Minyak gas berat, minyak pelumas, dan minyak bumi mengandung residuum meningkatnya jumlah polycyclic hidrokarbon. McKay dan Latham (1973) menemukan bahwa 335-5300C adalah kisaran mendidih Recluse, Wyoming, minyak mentah berisi empat sampai delapan cincin sistem kental, dan rentang didih yang lebih tinggi tampaknya memiliki sistem yang lebih besar bahkan cincin kental. Besar kemungkinan bahwa jumlah dering pada molekul polisiklik residuum meningkat terus sampai ukuran partikel asphalthene.

NORMAL PARAFIN

Di samping naphthenes, jenis hidrokarbon parafin adalah yang paling umum kedua dalam konstituen minyak mentah. Parafin mendominasi fraksi bensin pada minyak mentah, dan mereka adalah prinsip hidrokarbon tertua, berada pada kedalaman paling dalam. Istilah saturated dan aliphatic hidrokarbon juga digunakan untuk kelompok ini. Parafin rantai lurus ditunjukkan disebut parafin normal, atau rz parafin. Parafin normal membentuk suatu seri homolog. Rz-parafin membentuk seri homolog, karena setiap hidrokarbon berbeda dari anggota berhasil dengan satu karbon dan dua atom hidrogen. Para anggota dari seri yang disebut homolognya. Karena parafin normal didefinisikan sebagai rantai lurus, ada sejumlah dari mereka dalam minyak mentah biasanya kurang dari delapan puluh («= 1 sampai 80). Hal ini membuat mereka yang paling mudah diidentifikasi sebagai senyawa pada minyak bumi. Semua jenis molekul lainnya berisi ratusan molekul yang berbeda, sehingga identifikasi jauh lebih sulit.

Istilah parafin berasal dari kata Latin parum affinis, yang berarti "sedikit afinitas". Parafin normal relatif inert dengan asam kuat, basa, dan agen pengoksidasi. Asam sulfat misalnya, digunakan untuk menghilangkan kotoran dari parafin normal sehingga mereka dapat digunakan untuk obat-obatan dan sebagai pelapis untuk wadah makanan. Tanaman mulai mensintesis malam parafin pada awal sejarah geologi sebagai pelapis untuk benih, spora, daun, dan sel lain untuk perlindungan selama penyimpanan. Sebagai sedimen mengalami diagenesis, sebagian besar bahan organik asli diubah atau dihancurkan, tetapi lapisan parafin menjadi batu terkena suhu tinggi metamorfosis. Tanaman yang tumbuh di daerah gurun kering bentuk keras malam khususnya sebagai pelapis guna meminimalkan penguapan air. Akibatnya, banyak sedimen terdapat di daerah gurun berisi dominan jenis hidrokarbon malam parafin.

Sabtu, 16 Juli 2011

DERAJAT API (API GRAVITY)

Derajat API (API Gravity) merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan berat jenis minyak dan digunakan sebagai dasar klasifikasi minyak bumi yang paling sederhana. Hubungan berat jenis dengan derajat api adalah saling berkebalikan. Makin kecil berat jenis minyak bumi atau makin tinggi derajat APInya, makin berharga minyak bumi itu karena lebih banyak mengandung bensin. Tinggi rendahnya berat jenis minyak bumi juga berpengaruh pada viskositasnya. Pada umumnya semakin tinggi derajat API atau makin ringan minyak bumi tersebut, makin kecil viskositasnya. Tinggi rendahnya derajat API juga berpengaruh pada titik didih minyak bumi, kalau API Gravity minyak bumi rendah, maka titik didihnya tinggi. Demikian sebaliknya kalau derajat APInya tinggi, maka titik didihnya rendah, dan juga lebih mudah terbakar atau mempunyai titik nyala yang lebih rendah daripada yang derajat APInya rendah. Ternyata terdapat hubungan antara berat jenis dengan nilai kalori minyak bumi, pada umumnya minyak bumi dengan API tinggi menghasilkan kalori yang lebih kecil daripada minyak bumi dengan API lebih rendah.

Berdasarkan derajat API, minyak mentah dibagi kedalam lima jenis minyak mentah yaitu: minyak mentah ringan, minyak mentah ringan sedang, minyak mentah berat sedang, minyak mentah berat, minyak mentah sangat berat.

TIPE ALTERASI

Propylitic: (Chlorite, Epidote, Actinolite)

Alterasi Propylitic mengubah batuan menjadi hijau, karena mineral baru terbentuk berwarna hijau. Mineral tersebut adalah chlorite, actinolite and epidote. Mineral tersebut terbentuk dari dekomposisi Fe-Mg seperti biotite, amphibole or pyroxene, walaupun bisa tergantikan oleh feldspar. Alterasi Propylitic relatif terjadi pada low temperatures.

Sericitic: (Sericite)

Alterasi Sericitic mengubah batuan menjadi mineral sericite, merupakan mika putih yang sangat halus. Alterasi ini terbentuk oleh dekomposisi feldspars, sehingga menggantikan feldspar. Di lapangan, kehadirannya pada batuan dapat dideteksi oleh kelembutan batu, seperti yang mudah digores. Terasa berminyak ketika mineral ini banyak, dan warna putih, kekuningan, coklat keemasan atau kehijauan. Alterasi Sericitic menunjukkan kondisi low pH (acidic).
Perubahan terdiri dari kuarsa + sericite disebut “phyllic” alterasi. Alterasi ini terkait deposit phophyry tembaga yang mungkin berisi cukup halus, pyrite yang disebarkan secara langsung terkait dengan peristiwa perubahan.

Potassic: (Biotite, K-feldspar, Adularia)

Alterasi Potassic relatif terjadi pada high temperature yang merupakan hasil pengayaan Potassium. Bentuk alterasi ini bisa terbentuk sebelum kristalisasi magma selesai, biasanya berbentuk kusutan dan agak terputus-putus oleh pola vein. Alterasi Potassic bisa terjadi lingkungan plutonic dalam, dimana orthoclase akan terbentuk, atau daerah dangkal, lingkungan vulkanik dimana adularia terbentuk.

Albitic: (Albite)

Perubahan Albitic membentuk albite atau sodic plagioclase. Hal ini mengindikasikan keberadaan pengayaan Na. Tipe alterasi ini juga terjadi pada high temperature. Kadang-kadang white mica paragonite (Na-rich) bisa terbentuk juga.


Silicification (Silikifikasi): (Quartz)

Silicification merupakan proses penambahan silica (SiO2) sekunder. Silicification salah satu tipe alterasi yang paling umum terjadi dan dijumpai dalam bentuk yang berbeda-beda. Salah satu bentuk yang paling sering dijumpai adalah “silica flooding”, merupakan hasil pergantian batuan dengan microcrystalline quartz (chalcedony). Porositas besar dari batuan akan memfasilitasi proses ini. Selain itu bentuk dari silicfication adalah pembentukan rekahan dekat spasi dalam jaringan atau stockworks yang berisi quartz. Silica flooding dan atau stockworks kadang-kadang hadir dalam wallrock sepanjang batas quartz vein (urat kuarsa). Silicification dapat terjadi melalui berbagai temperature.

Silication: (Silicate Minerals +/- Quartz)

Silication terminolig umum untuk penambahan silica dengan bentuk berbagai mineral silika. Hal ini berasosiasi dengan kuarsa. Seperti pembentukan biotite atau garnet atau tourmaline. Silication bisa terjadi pada daerah berbagai temperatur. Contoh klasik pergantian limestone (calcium carbonate) dengan mineral silicate berbentuk sebuah “skarn”, yang biasanya terjadi pada kontak intrusi batuan beku. Sebuah subset khusus dari silication dikenal “greisenization”. Bentuk dari tipe batuan ini disebut “greisen”, yang mana batuan terdiri dari parallel veins dari quartz + muscovite + mineral lain (seringnya tourmaline). Parallel veins merupakan bentuk pada zona atap dari sebuah plutonik. Dengan veining yang intensif (banyak), beberapa wallrocks bisa tergantikan sepenuhnya oleh mineral baru yang sama dengan pada sebuah vein.

Carbonatization (Karbonatisasi): (Carbonate Minerals)

Carbonitization terminologi umum untuk penambahan beberapa mineral karbonat. Umumnya calcite, ankerite, and dolomite. Carbonatization biasanya juga berasosiasi dengan penambahan mineral lain seperti talc, chlorite, sericite dan albite. Alterasi Carbonate bisa berbentuk pola zonal sekeliling deposit ore dengan kaya besi.

Alunitic: (Alunite)

Alterasi Alunitic terkait erat dengan lingkungan sumber mata air panas. Alunite merupakan sebuah mineral potassium aluminum sulfate yang cederung membentuk ledges di beberapa daerah. Kehadiran alunite mendukung berisi gas SO4 yang banyak, hal ini terjadi karena oksidasi mineral sulfida.

Argillic: (Clay Minerals)

Alterasi Argillic memperkenalkan beberapa variasi dari mineral lempung seperti kaolinite, smectite and illite. Alterasi Argillic umumnya pada low temperature dan sebagian mungkin terajadi pada kondisi atmospheric. Tanda-tanda awal alterasi argillic adalah bleaching out (pemutihan) feldspar. Subkategory spesial dari alterasi argillic adalah “advanced argillic”. Kategori ini terdiri dari kaolinite + quartz + hematite + limonite. feldspars tercuci and teralterasi menjadi sericite. Keberadaan alterasi ini menunjukkan kondisi low pH (highly acidic). Pada higher temperatures, mineral pyrophyllite (white mica) terbentuk pada dalam kaolinite.

Zeolitic: (Zeolite Minerals)

Alterasi Zeolitic sering berasosiasi dengan lingkungan vulkanik tetapi bisa terjadi pada jarak yang jauh dari lingkungan ini. Pada lingkunagan vulkanik, mineral zeolite menggantikan matriks glass (kaca). Mineral Zeolite merupakan mineral low temperature, jadi mineral ini terbentuk selama tahap redanya aktifitas vulkanik pada daerah dekat permukaan.

Serpentinization and Talc Alteration: (Serpentine, Talc)

Serpentinization membentuk serpentine, yang softness, waxy, kehijauan, dan massive. Tipe alterasi ini hanya ditemukan ketika batuan asal adalah batuan mafic atau ultramafic. Tipe batuan ini relatif memiliki kandungan besi dan magnesium yang banyak. Serpentine merupakan mineral low temperature. Talc hampir sama dengan mineral serpentine, tetapi penampakanya berbeda sedikit (pale to white). Alterasi Talc mengindikasi sebuah magnesium konsentrasi magnesium yang tinggi selama proses crystallization terjadi.

Oxidation: (Oxide Minerals)

Oxidation merupakan pembentukan semua mineral oksidal. Yang paling umum dijumpai adalah hematite and limonite (oksida besi), tetapi banyak jenis bisa terbentuk, tergantung kandungan metal di dalamnya. Sulfida mineral sering terlapukkan dengan mudah karena rentan dengan oksidasi dan digantikan oleh oksida besi. Oksida terbentuk dengan mudah pada permukaan atau dekat permukaan diman oksigen pada atmosfer lebih mudah tersedia. Temperature oksidasi bervarisi. Ini bisa terjadi pada permukaan atau kondisi atmosferik atau bisa terjadi pada low to moderate temperature dari fluidanya.







Sumber:

http://klastik.wordpress.com/2011/04/13/tipe-alterasi/

http://earthmax.wordpress.com/2010/05/04/tipe-alterasi-hidrotermal/