Secara umum batuan beku dapat dibedakan dari kenampakan bentuk, ukuran butir dan hubungan kristal mineral-mineralnya atau disebut sebagai tekstur batuan.
Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:
1. Gelas (glassy)
2. Afanitik (aphanitic)
3. Fanerik (phaneritic)
4. Porfiritik (porphyritic)
5. Piroklastik (pyroclastic)
Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak mempunyai kristal (amorf). Terjadi akibat magma membeku dengan cepat saat menyentuh atmosfer. Suhu dan tekanan di atmosfer jauh lebih rendah dibandingkan dengan dapur magma. Akibatnya tidak sempat membentuk kristal atau amorf, seperti obsidian. Kadang lava mendingin atau membeku dengan cepatnya sehingga atom-atomnya tidak sempat membentuk mineral, sehingga yang terbentuk ialah mineraloid. Batuan beku luar yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari gelas dinamakan obsidian.
Afanitik - (fine grain texture) - (aphanitic dari bahasa Yunani phaneros yang berarti terlihat, dan a yang berarti tidak) dapat diartikan mineral-mineralnya tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Memperlihatkan pembekuan yang cepat namun masih sempat membentuk kristal yang kecil. Melalui pengamatan di bawah mikroskop dapat dikenali sebagai feldspar dan kuarsa.
Faneritik (phaneritic), yang berarti dapat dilihat. Batuan dengan tekstur ini butiran mineralnya dapat dilihat tanpa mikroskop, memperlihatkan besar kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama di bawah permukaan bumi.
Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus dimana terdapat campuran antara butiran kasar di dalam massa dengan butiran yang lenih halus. Butiran yang relative sempurna dinamakan fenokrist (phenocrysts), sedangkan butiran yang lebih kecil disebut massa dasar (groundmass). Tekstur porfiritik menunjukkan bahwa magma yang sebagian membeku bergerak ke atas dengan cepat lalu mendingin dengan cepat pula. Sehingga meghasilkan fenokris yang dikelilingi oleh massa dasar. Pegmatite, merupakan batuan beku dalam yang terdiri dari mineral-mineral yang berukuran tidak lazim, besar-besar, sampai 2 cm atau lebih.
Pyroklastik – (dalam bahasa Yunani pyro artinya api dan klastos adalah pecah). Dikatakan pyroklastik jika strukturnya mirip dengan porfiritik namun bila dilihat di bawah mikroskop bahwa butirannya lebih banyak pecah-pecah dari pada saling mengunci. Fragmennya juga bengkok, terpilin dan terdeformasi. Terjadi akibat erupsi ledakan material berukuran debu yang dihembuskan ke atas.
Sapiie, Benyamin, dkk. anonim. Geologi Fisik. Bandung: ITB.
Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:
1. Gelas (glassy)
2. Afanitik (aphanitic)
3. Fanerik (phaneritic)
4. Porfiritik (porphyritic)
5. Piroklastik (pyroclastic)
Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak mempunyai kristal (amorf). Terjadi akibat magma membeku dengan cepat saat menyentuh atmosfer. Suhu dan tekanan di atmosfer jauh lebih rendah dibandingkan dengan dapur magma. Akibatnya tidak sempat membentuk kristal atau amorf, seperti obsidian. Kadang lava mendingin atau membeku dengan cepatnya sehingga atom-atomnya tidak sempat membentuk mineral, sehingga yang terbentuk ialah mineraloid. Batuan beku luar yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari gelas dinamakan obsidian.
Afanitik - (fine grain texture) - (aphanitic dari bahasa Yunani phaneros yang berarti terlihat, dan a yang berarti tidak) dapat diartikan mineral-mineralnya tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Memperlihatkan pembekuan yang cepat namun masih sempat membentuk kristal yang kecil. Melalui pengamatan di bawah mikroskop dapat dikenali sebagai feldspar dan kuarsa.
Faneritik (phaneritic), yang berarti dapat dilihat. Batuan dengan tekstur ini butiran mineralnya dapat dilihat tanpa mikroskop, memperlihatkan besar kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal yang besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama di bawah permukaan bumi.
Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus dimana terdapat campuran antara butiran kasar di dalam massa dengan butiran yang lenih halus. Butiran yang relative sempurna dinamakan fenokrist (phenocrysts), sedangkan butiran yang lebih kecil disebut massa dasar (groundmass). Tekstur porfiritik menunjukkan bahwa magma yang sebagian membeku bergerak ke atas dengan cepat lalu mendingin dengan cepat pula. Sehingga meghasilkan fenokris yang dikelilingi oleh massa dasar. Pegmatite, merupakan batuan beku dalam yang terdiri dari mineral-mineral yang berukuran tidak lazim, besar-besar, sampai 2 cm atau lebih.
Pyroklastik – (dalam bahasa Yunani pyro artinya api dan klastos adalah pecah). Dikatakan pyroklastik jika strukturnya mirip dengan porfiritik namun bila dilihat di bawah mikroskop bahwa butirannya lebih banyak pecah-pecah dari pada saling mengunci. Fragmennya juga bengkok, terpilin dan terdeformasi. Terjadi akibat erupsi ledakan material berukuran debu yang dihembuskan ke atas.
Sapiie, Benyamin, dkk. anonim. Geologi Fisik. Bandung: ITB.