Batuan beku disusun oloeh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral dan mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimianya adalah senyawa oksidanya, seperti SiO2, TiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5. Dari persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan jenis batuan beku itu dan dapat pula mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral.
Analisa kimia batuan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperature pembentukan magma, kedalaman magma asal dan banyak lagi kegunaan yang lainnya. Dalam analisa kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentuknya. Batuan beku yang telah mengalami pelapukan ataupun ubahan akan mempunyai komposisi yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa haruslah batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan.
Dari table diatas dapat diketahui komposisi kimia batuan intrusi saja, terlihat perbedaan persentase dari setiap senyawa oksida. Jumlah SiO2 dari batuan granit (asam) semakin menurun ke batuan peridotit (ultra basa). Sedangkan komposisi MgO semakin bertambah dari granit (asam) ke arah batuan peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya, asalkan masih dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan pula perbedaan di dalam besar butir dari setiap jenis mineral.
Dari table di atas komposisinya granit identik dengan riolit, hal yang sama berlaku untuk batuan beku lainnya asalkan masih dalam satu kelompok.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan komposisi kimianya telah banyak dilakukan oleh para ahli dari yang paling sederhana sampai yang agak rumit dan terbaru, seperti berdasarkan CIPW NORMATIF. Dimana dalam metode tersebut dihitung nilai normative dari senyawa oksidanya lalu kembalikan kepada mineral asal pembentuk batuan tersebut.
Komposisi kimia dapat juga digunakan untuk mengetahui beberapa sapek yang sangat erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku. Seperti untuk mengetahui jenis magma, tahapan diferensiasi selama perjalanan ke permukaan dan kedalaman Zona Benioff.
Sumber: Setia, Ir. Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova
Tidak ada komentar:
Posting Komentar