Cebakan mineral residual merupakan akibat dari pelapukan pada batuan. Pelapukan terjadi karena batuan yang tersingkap dengan kondisi kimianya yang tidak stabil saat bersentuhan dengan air hujan dan atmosfir.
Terutama pelapukan kimiawi, yang menyebabkan konsentrasi mineral dengan melarutkan material yang dapat larut dan meninggalkan material yang sukar larut sebagai konsentrasi residu.
Contoh cebakan yang dibentuk melalui konsentrasi residu yang umum adalah laterit. Limonit merupakan salah satu diantara banyak mineral yang sukar larut pada pelapukan kimia. Pada daerah yang banyak hujan dan panas, daerah beriklim tropis, mineral lainnya perlahan akan tercuci (leache out) dari tanah (soil), tinggallah kerak limonit yang kaya akan besi pada laterit.
Di beberapa tempat tertentu, besi dapat ditambang dari laterit. Banyak yang dijumpai dan ditambang adalah laterite aluminous, lebih dikenal sebagai bauxite. Bauxite tersebar dimana-mana, tetapi terkonsentrasi di daerah tropis, karena di daerah ini pelapukan lateritic terjadi. Bauxite sangat mudah tererosi sehingga dapat disimpulkan umur cebakan bauxite saat ini masih muda. Lebih dari 90% cebakan bauxite yang ada terbentuk selama 60 juta tahun yang lalu, dan semua cebakan yang sangat besar terbentuk kurang dari 25 juta tahun yang lalu.
Sumber: Sapiie, Benyamin, dkk. anonim. Geologi Fisik. Bandung: ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar