Eratostenes (275-195 SM) yang tinggal di Alexandria berhasil menghitung keliling bumi hingga mendekati kebenaran, ia memperhatikan sinar matahari pada tengah hari di pertengahan musim panas di kota Syene, yang jatuh tepat di dasar sumur. Sedangkan di Alexandria yang berjarak 5.000 stad pada saat yang sama bayangan jarum gnomon (jam matahari) memperlihatkan besarnya 1/50 dari seluruh lingkaran. Sudut ini dinamakan sudut APS (Alexandria, Pusat Bumi, Syene), maka dengan demikian ia menyimpulkan bahwa keliling bumi haruslah 50 kali 5.000 stad atau 250.000 stad. Jika 1 stad kurang lebih sama dengan 157 m maka keliling bumi adalah sekitar 39.250 km.
Bentuk bumi tidaklah sebulat seperti yang diduga semula. Pengukuran panjang garis bujur (meridian) di beberapa garis lintang bumi menunjukkan bahwa jari-jari poler (kutub), sehingga bumi agak menggembung di daerah katulistiwa. PAda tahun 1617 Snellius melakukan pengukuran dengan metoda segitiga. Dan sejak ditentukannya satuan meter pada tahun 1719, maka keliling bumi sekitar 40.000 km. Harga rata-rata jari-jari bumi di khatulistiwa ialah 6.378,38 km, sedangkan di kutub 6.356,91 km dengan permukaan seluas 510.100.934 km2.
Sumber: Sapiie, Benyamin. anonim. Geologi Fisik. Bandung: ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar